Daftar kunjungan

Rabu, 04 Desember 2013

Metode Tradisional (Qa’idah Baghdadiyah)




Metode ini paling lama digunakan di kalangan umat Islam (khususnya di Indonesia), dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam metode ini adalah:
·         Hafalan
Sebelum santri diberi materi, terlebih dahulu harus menghafal huruf-huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf dari alif (ا ) sampai ya’ ( ي) ditambah dengan huruf hamzah ( ء  ) dan lam alif ( لا)
·         Eja
Maksud dari eja yaitu, sebelum santri membaca per kalimat terlebih dahulu membaca huruf secara eja, misalnya: alif fathah a ( ا ), ba’ fathah ba ( بَ  ) dan seterusnya
·         Modul
Siswa yang lebih dahulu menguasai materi, dapat melanjutkan kepada materi/halaman berikutnya tanpa harus menunggu santri atau temannya yang lain
·         Tidak Variatif
Pada metode ini tidak disusun menjadi beberapa jilid buku, melainkan hanya 1 jilid buku saja
·         Pemberian contoh yang Absolut
Seorang ustadz/ustadzah dalam memberikan bimbingan, terlebih dahulu memberikan contoh kemudian santri mengikutinya, sehingga santri tidak diperlukan untuk bersikap aktif[1][23]
      Metode ini meskipun kini sudah sangat jarang ditemui akan tetapi metode ini merupakan salah satu pencetus lahirnya metode-metode yang lain dalam hubungannya dengan pembelajaran Al Qur’an. Dan karena lamanya metode ini sampai saat inipun masih belum diketahui secara jelas siapa penemu/pencetus dari metode Qa’idah Baghdadiyah tersebut. Dilihat dari sistem pembelajaran yang telah dikemukakan di atas metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus menunggu santri mengenal dan menghafal huruf-huruf hijaiyah. terlebih dahulu.
http://cahwadang.blogspot.com/2012/01/implementasi-metode-kontemporer-dalam.html
Metode Baghdadiyah.
Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, berasal dari Baghdad masa pemerintahan
khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih
berkembang secara merata di tanah air.
Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yangmudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci ( khusus ). Secaragaris besar, Qoidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkansecara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central denganberbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar )karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode inidiajarkan secara klasikal maupun privat.

Beberapa kelebihan Qoidah Baghdadiyah antara lain :
a. Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
b. 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema
sentral.
c. Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.
d. Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri.
e. Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah.
1 Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK-TPA, Gedung LAN Makassar 24-26 Oktober 2008;
LP3Q DPP Wahdah Islamiyah
2 Praktisi TK-TPA, Penulis buku-buku pegangan santri TK-TPA, Pengajar di SMPN 24 Makassar.
3 Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
1994/1995 h. 64-65

Beberapa kekurangan Qoidah baghdadiyah antara lain :
a. Qoidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.
b. Penyajian materi terkesan menjemukan.
c. Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa.
d. Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Al-Qur'an

1.       Metode Baghdadiyah.
Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, berasal dari Baghdad masa pemerintahan
khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih
berkembang secara merata di tanah air.

Komponen yang dikembangkan
Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yangmudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci ( khusus ). Secaragaris besar, Qoidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkansecara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central denganberbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar )karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode inidiajarkan secara klasikal maupun privat.

Beberapa kelebihan Qoidah Baghdadiyah antara lain :
a. Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
b. 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema
sentral.
c. Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.
d. Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri.
e. Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah.
1 Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK-TPA, Gedung LAN Makassar 24-26 Oktober 2008;
LP3Q DPP Wahdah Islamiyah
2 Praktisi TK-TPA, Penulis buku-buku pegangan santri TK-TPA, Pengajar di SMPN 24 Makassar.
3 Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
1994/1995 h. 64-65

Beberapa kekurangan Qoidah baghdadiyah antara lain :
a. Qoidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.
b. Penyajian materi terkesan menjemukan.
c. Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa.
d. Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Al-Qur'an