Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang mana membahas tentang konsep
konsep dasar pendidikan anak usia dini
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang
bagaimana pentingnya pendidikan anak usia dini guna terpenuhinya kebutuhan dari
aspek perkembangan anak Disini penulis menyadari bahwa pembahasan dalam makalah
ini belum begitu sempurna masih banyak terdapat kekurangan kelemahan. Dengan
demikian penulis mengharapkan tanggapan, kritikan, saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis disini semoga dengan adanya pembahasan
dalam makalah ini agar kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan anak usia
dini dapat berjalan secara lancar, sehingga kemampuan anak dapat berkembang
secara optimal.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
yang telah membantu dalam proses membuat makalah ini, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Padang, 29 oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar belakang
- Rumusan masalah
- Tujuan
- Batasan masalah
BAB
II PEMBAHASAN
·
Karakteristik AUD
·
Bagaimana prinsip prinsip AUD
·
Bagaimana kondisi yang mempengaruhi anak usia dini
·
Bagaimana pola perkembangan anak usia dini
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Perlunya
keselarasan pendidikan di lembaga PAUD dan dirumah. Orang tua yang mendidik
anak dirumah, dan pendidik melakukan tugasnya mendidik anak dilembaga
pendidikan. agar proses pendidikan yang dilakukan di lembaga pendidikan sejalan
dengan pendidikan yang ada dirumah, maka perlu adanya kerjasama antara orang
tua dengan lembaga pendidikan . oleh karena itu mereka harus berada pada satu
rel agar dapat seiring sejalan dan seirama dalam memperlakukan anak sehari-hari
sesuai kesepakatan bersama. Serta dengan mengetahui tentang pengaruh tidak
terpenuhinya kebutuhan anak usia dini dan kekuatan yang dimiliki guru dan orang
tua dalam kolaborasi. Agar anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal
yang dibantu atau di stimulus oleh guru dan orang tuanya.
- RUMUSAN MASALAH
Pokok persoalan yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Bagaimana pengertian anak usia dini?
2. Bagaimana karakteristik AUD ?
3. Bagaimana prinsip prinsip AUD ?
4. Bagaimana kondisi yang mempengaruhi anak usia dini?
5. Bagaimana pola perkembangan anak usia dini?
- TUJUAN:
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengajak kita semua
agar kolaborasi antara guru dan orang tua peserta didik khususnya anak usia
dini, dapat berjalan dengan lancar. Dengan cara mengetahui pengaruh tidak
terpenuhinya kebutuhan anak usia dini kekuatan yang dimiliki guru dan orang tua
dalam kolaborasi.
Sehingga perkembangan anakpun dapat berkembang secara
optimal.
- BATASAN MASALAH
Agar pembahasan masalah dalam makalah ini lebih terfokus
pada tujuan pembuatan makalah, maka dengan ini penyusunan hanya dibatasi pada
kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan anak usia dini yakni pada sub
bab pengaruh tidak terpenuhinya kebutuhan anak usia dini dan kekuatan yang
dimiliki guru dan orang tua dalam kolaborasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru
dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan
dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:
7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age).
Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Karakteristik anak usia dini
Ada banyak hal yang
diperoleh dengan memahami karakteristik anak usia dini antara lain :
a.
Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh
anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
b.
Mengetahui tugas-tugas perkembangan
anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan
tugas perkembangan dengan baik.
c.
Mengetahui bagaimana membimbing proses
belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
d.
Menaruh harapan dan tuntutan terhadap
anak secara realistis.
e.
Mampu mengembangkan potensi anak secara
optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
Ada berbagai
kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh
Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 –
1.13) sebagai berikut.
- Anak bersifat unik.
- Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.
- Anak bersifat aktif dan enerjik.
- Anak itu egosentris.
- Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
- Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
- Anak umumnya kaya dengan fantasi.
- Anak masih mudah frustrasi.
- Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
- Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
- Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
- Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang
sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase
kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia
dini sebagai berikut :
a.
Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi
perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding usia
selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia
ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
1.
Mempelajari ketrampilan motorik mulai
dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
2.
Mempelajari ketrampilan menggunakan
panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan
mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
3.
Mempelajari komunikasi sosial. Bayi
yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya.
Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon
verbal dan non verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan
ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani
proses perkembangan selanjutnya.
b.
Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini
memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik
anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang
dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
1.
Anak sangat aktif mengeksplorasi
benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam
dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak
terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat
efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
2.
Anak mulai mengembangkan kemampuan
berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang
belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
3.
Anak mulai belajar mengembangkan emosi.
Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia.
Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
c.
Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun
memiliki karakteristik antara lain :
1.
Berkaitan dengan perkembangan fisik,
anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.
Perkembangan bahasa juga semakin baik.
Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.
Perkembangan kognitif (daya pikir)
sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap
lingkungan sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala
sesuatu yang dilihat.
4.
Bentuk permainan anak masih bersifat
individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak
secara bersama.
d.
Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik
perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
1.
Perkembangan kognitif anak masih berada
pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu
berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan
sintesis, deduktif dan induktif.
2.
Perkembangan sosial anak mulai ingin
melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan
kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman
sebaya.
3.
Anak mulai menyukai permainan sosial.
Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
4.
Perkembangan emosi anak sudah mulai
berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia
ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah
menampakkan hasil.
Prinsip-prinsip
Perkembangan Anak Usia Dini
Prinsip-prinsip
perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip-prinsip perkembangan fase
kanak-kanak akhir dan seterusnya. Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia
dini menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk., 2007 : 1.17 – 1.23) adalah
sebagai berikut.
- Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kgnitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
- Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.
- Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
- Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.
- Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.
- Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks social budaya yang majemuk.
- Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, social, dan pengetahuan yang diperolehnya.
- Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
- Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.
- Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya.
- Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
- Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis.
Kondisi Yang Mempengaruhi Anak Usia
Dini
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kondisi anak usia dini, secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a.
Faktor bawaan
b.
Faktor lingkungan
Pertama, faktor bawaan adalah faktor yang diturunkan dari kedua
orangtuanya, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Faktor bawaan lebih
dominan dari pihak ayah daripada ibu atau sebaliknya. Faktor ini tidak dapat
direkayasa oleh orangtua yang menurunkan. Dan hanya ditentukan oleh waktu satu
detik, yaitu saat bertemunya sel sperma dan ovum. Oleh karena itu, saat ovulasi
merupakan saat paling berharga untuk sepanjang hidup manusia, karena pada saat
itulah diturunkan sifat bawaan yang akan terbawa sepanjang usia manusia.
Kedua, faktor lingkungan yaitu faktor yang berasal dari luar faktor
bawaan, meliputi seluruh lingkungan yang dilalui oleh anak. Lingkungan dapat
dipisahkan menjadi dua, yaitu lingkungan dalam kandungan dan lingkungan di luar
kandungan.
Lingkungan dalam kandungan sangat penting bagi perkembangan anak. Karena
perkembangan janin dalam kandungan mengalami kecepatan luar biasa, lebih cepat
200.000 kali dibanding perkembangan sesudah lahir. Oleh karena itu lingkungan
yang positif dalam kandungan akan berpengaruh positif bagi perkembangan janin,
demikian juga sebaliknya.
Lingkungan di luar kandungan, juga besar pengaruhnya
terhadap perkembangan anak usia dini. Sebab anak menjadi bagaimana seorang anak
sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Lingkungan luar
kandungan dibedakan menjadi tiga hal yaitu :
a.
Lingkungan keluarga, yaitu lingkungan
yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga baik interaksi
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga khususnya dialami
anak usia 0 – 3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak untuk melalui proses
selanjutnya.
b.
Lingkungan masyarakat atau lingkungan
teman sebaya. Seiring bertambahnya usia, anak akan mencari teman untuk
berinteraksi dan bermain bersama. Kondisi teman sebaya turut menentukan
bagaimana anak jadinya.
c.
Lingkungan sekolah. Pada umumnya anak
akan memasuki lingkungan sekolah pada usia 4 – 5 tahun atau bahkan yang 3
tahun. Lingkungan di sekolah besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Sekolah yang baik akan mampu berperan secara baik dengan memberi kesempatan dan
mendorong anak untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang
sesungguhnya.
Pola Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan setiap anak memiliki pola yang sama, walaupun kecepatannya
berbeda. Setiap anak mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan
kecepatannya sendiri. Sebagian anak berkembang dengan tertib tahap demi tahap,
langkah demi langkah. Namun sebagian yang lain mengalami kecepatan melonjak. Di
samping itu ada juga yang mengalami penyimpangan atau keterlambatan. Namun
secara umum setiap anak berkembang dengan mengikuti pola yang sama. Beberapa
pola tersebut antara lain :
a.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik
mengikuti hukum perkembangan yang disebut “cephalocaudal”
dan “proximodistal”. Hukum
cephalocaudal menyatakan bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian
menyebar ke seluruh tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal
menyatakan bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau
dari bagian yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh.
a.
Perkembangan bergerak dari tanggapan
umum menuju ke tanggapan khusus
Bayi pada awal
perkembangan memberikan reaksi dengan menggerakkan seluruh tubuh. Semakin lama
ia akan mampu memberikan reaksi dalam bentuk gerakan khusus. Demikian
seterusnya dalam hal-hal lain.
b.
Perkembangan berlangsung secara
berkesinambungan
Proses perkembangan
diawali dari bertemunya sel sperma dan ovum yang disebut ovulasi, dan terus
secara berkesinambungan hingga kematian. Kadang perlahan, kadang cepat, kadang
maju terus, kadang sejenak mundur. Satu tahap perkembangan menjadi landasan
bagi tahap perkembangan selanjutnya. Tidak ada pengalaman anak yang sia-sia atau
hilang terhapus. Hanya tertutupi oleh pengalaman-pengalaman berikutnya.
c.
Terhadap periode keseimbangan dan tidak
keseimbangan
Setiap anak mengalami
periode dimana ia merasa bahagia, mudah menyesuaikan diri dan lingkungannya pun
bersikap positif terhadapnya. Namun juga ada masa ketidakseimbangan yang
ditandai dengan kesulitan anak untuk menyesuaikan diri, sulit diatur, emosi
negatif dan sebagainya. Pola tersebut bila digambarkan ibarat spiral yang
bergerak melingkar dengan jangka waktu kurang lebih 6 bulan, hingga akhirnya
anak menemukan ketenangan dan jati diri.
d.
Terhadap tugas perkembangan yang harus
dilalui anak dari waktu ke waktu
Tugas perkembangan adalah
sesuatu yang harus dilakukan atau dicapai oleh anak berdasarkan tahap usianya.
Tugas perkembangan bersifat khas, sesuai dengan tuntutan dan ukuran yang
berlaku di masyarakat. Misalnya bayi lahir dia akan melaksanakan tugas
perkembangan berguling, tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, bermain dan
seterusnya. Kualitas dan kuantitas tugas perkembangan antara satu daerah
berbeda dengan daerah lain.
Cara Belajar Anak Usia Dini
Anak pada usia dini (0 – 8 tahun) memiliki kemampuan belajar yang luar
biasa. Khususnya pada masa kanak-kanak awal. Keinginan anak untuk belajar
menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca
inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu singkat ia akan beralih
ke hal lain untuk dipelajari. Lingkungan lah yang kadang menjadikan anak
terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya. Bahkan seringkali lingkungan
mematikan keinginannya untuk bereksplorasi.
Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia.
Secara garis besar dapat diuraikan cara belajar anak usia dini mulai dari awal
perkembangan.
a.
Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengendalikan
kemampuan panca inderanya. Yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba
dan perasa. Secara bertahap panca indera anak difungsikan lebih sempurna.
Hingga usia satu tahun anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan
mengarahkan seluruh panca indera. Hal itu nampak pada aktivitas anak memasukkan
segala macam benda ke dalam mulut sebagai bagian dari proses belajar.
b.
Usia 2 – 3 tahun
Anak melakukan proses
belajar dengan lebih sungguh-sungguh. Ia memperhatikan apa saja yang ada di
lingkungannya untuk kemudian ditiru. Jadi cara belajar anak yang utama pada
usia ini adalah meniru. Meniru segala hal yang ia lihat dan ia dengar. Selain
itu perkembangan bahasa anak pada usia tersebut sudah mulai berkembang. Anak
mengembangkan kemampuan berbahasa juga dengan cara meniru.
c.
Usia 4 – 6 tahun
Kemampuan bahasa anak
semakin baik. Begitu anak mampu berkomunikasi dengan baik maka akan segera
diikuti proses belajar anak dengan cara bertanya. Anak akan menanyakan apa saja
yang ia saksikan. Pertanyaan yang tiada putus. Saat demikian kognisi anak
berkembang pesat dan keinginan anak untuk belajar semakin tinggi. Anak belajar
melalui bertanya dan berkomunikasi.
d.
Usia 7 – 8 tahun
Perkembangan anak dari
berbagai aspek sudah semakin baik. Walau demikian proses perkembangan anak
masih terus berlanjut. Anak melakukan proses belajar dengan cara yang semakin
kompleks. Ia menggunakan panca inderanya untuk menangkap berbagai informasi
dari luar. Anak mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara luas. Hal itu
menjadi bagian dari proses belajar anak.
P E N U T U P
Kesimpulan
1.
Pentingnya memahami anak usia dini
mempunyai 3 alasan yaitu usia dini merupakan usia yang paling penting dalam
tahap perkembangan manusia, pengalaman awal sangat penting, dan perkembangan
fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa.
2.
Karakteristik perkembangan anak usia
dini secara lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut : usia 0 – 1 tahun, usia
2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun, usia 7 – 8 tahun.
3.
Kondisi yang mempengaruhi anak usia dini
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
4.
Pola perkembangan anak usia dini dibagi
menjadi 5 yaitu : perkembangan fisik, perkembangan bergerak dari tanggapan umum
menuju tanggapan khusus, perkembangan berlangsung secara berkesinambungan,
terdapat periode keseimbangan dan ketidakseimbangan, dan terdapat tugas
perkembangan yang harus dilalui anak dari waktu ke waktu.
5.
Cara belajar anak usia dini mulai dari
usia 0 – 1 tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun dan usia 7 – 8 tahun.
Daftar pustaka:
Masitoh
dkk. (2005) Strategi
Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.
Patmonodewo,
Soemiarti. (2003) Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Siti
Aisyah dkk. (2007) Perkembangan
dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sujiono,
Yuliani Nurani. (2009) Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Visimedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar