Pentingnya
Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya tahun-tahun awal kehidupan seseorang sudah
disadari oleh semua pihak , karena pada usia dinilah otak individu berkembang
sangat pesat , bahkan hasil penelitian yang dapat dipercaya , menyatakan bahwa
perkembangannya mencapai hingga lebih dari 50%. Usia dini adalah fase
fundamental bagi perkembangan individu yang disebut juga sebagai golden age
atau usia emas. Implikasinya pada bidang pendidikan usia dini adalah diperlukan
langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia
tersebut.
Salah satu langkah yang signifikan dan strategis ,
pembekalan yang optimal pada anak , adalah didahului dengan memahami
karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada
anak usia dini, termasuk dalam bidang pembelajaran sains untuk anak. Pemahaman
dan penguasaan akan tujuan dan ruang lingkup pendidikan sains akan banyak
membantu pengajar dan orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program
pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Bagian ini ,
merupakan payung bagi penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sains pada
anak, karena akan banyak membantu dalam pembuatan perencanaan, pengelolaan
kegiatan , maupun dalam melaksanakan evaluasi serta dalam pengadaan berbagai
sumberdaya dan pendukung lainnya.
A. Tujuan Pembelajaran Sains Bagi Anak
a. Pentingnya
tujuan dalam pembelajaran sains
Menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang
pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini , termasuk dalam
pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu keharusan, karena
rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan
tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang
dikembangkan dan dilaksanakan. tersandar dan memiliki karakteristik yang ideal,
apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity),
kebermakaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan
kebutuhan serta karakteristik sasaran.
Pentingnya menyajikan tujuan , khususnya dalam
pengembangan pembelajaran sains adalah terkait dengan fenomena-fenomena
realitas sains yang ada dan terjadi selama ini. Sains sebagai salah satu alat
pengungkap keberadaan dan rahasia alam raya dan isinya atau sebagai salah satu
sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat penting untuk dipahami dan
dikuasai.
b. Tujuan
pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
Pentingnya dirumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tepat
dalam bidang pendidikan sains pada anak. Hal tersebut disadari sangat penting
karena kekeliruan dalam penentuan dan pemilihan tujuan akan berakibat dan
berakhir dengan fatal sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Tujuan
pendidikan sains sejalan dengan tujuan sekolah, yaitu mengembangkan anak secara
utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual,
emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain) kognitif, afektif dan
psikomotor anak (Abruscato, 1982).
Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk
mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri
serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah
ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap
dunia di mana mereka hidup (su-maji, 1988).
Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum
menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah
di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:
· Pengembangkan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains,
sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai
hal yang dihadapinya.
· Pengembangkan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki
sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan ,
dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap
informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat.
· Pengembangkan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan
pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik).
· Pengembangkan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak menjadi lebih
berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari seluruh
uraian di atas, secara lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran
sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
· Membantu pemahaman
anak tentang konsep sains dan terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
· Membantu melekatkan
aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan
dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang
· Membantu menumbuhkan
minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
luar lingkungannya.
· Menfasilitasi dan
mengembangkan sikap ingin tahu , tekun , terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab , bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya
· Membantu anak agar
mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
· Membantu anak agar
mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penjabaran tujuan pendidikan dan pembelajaran sains yang
dikaitan dengan ketiga dimensi utama di atas dapat dijelaskan masing-masing
sebagai berikut :
pertama , dimensi sains sebagai produk
tuijuan-tujuan pengembangan pembelajaran sains diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait
dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri.
Kedua , dimensi sains proses ; yaitu tujuan dirahkan pada
penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan
mengenal sains. Kemampuan akhirnya adalah anak menguasai cara-cara kerja yang
ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesikan masalah yang terkait dengannya.
Ketiga , dimensi sains sebagai sikap, maksudnya adalah
pengembangan pembelmajaran sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan
pada suatu pembentukan pribadi atau karakter (cha-racter bulding), sehingga
anak sebagai sasaran dan yang akan menjadi ouput serta outcame pendidikan dan
pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai
dengan tuntutan dan criteria sebagai seorang benar dalam memahami dan mendalami
sains, dengan kata lain sikap ilmuwan diperkenalkan secara berangsur-angsur
sejak anak memulai atau mengenali sains. Program pembelajaran sains pada anak
usia dini, yang pembinaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat,
diantaranya :
1.
Sikap jujur
2.
Sikap kritis
3.
Sikap kreatif
4.
Sikap positif terhadap kegagalan
5.
Sikap kerendahan hati
6.
Sikap tidak mudah putus asa
7.
Sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji
8.
Sikap menghargai dan menerima masukan
9.
Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai
10. Hasrat ingin
tahu yang tinggi.
B. Nilai Sains Bagi Pengembangan
Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak.
a)
Nilai sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak
Abruscato 1982, bahwa kegiatan sekolah yang seringkali
dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata,
adalah keliru. Teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak
menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat
mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat
menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup
kehidupannya atau belajarnya.
Tetapi sebaliknya ketepatan guru dalam melaksanakan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran akan berdampak positif pada anak, jangka
pendek maupun jangka panjang ; yaitu bagi kehidupan anak kelak karena
sesungguhnya pengalaman-pengalaman masa kecil merupakan indikator kehidupan
seseorang dimasa depannya, kegiatan-kegiatan masa kecil seseorang, merupakan
simulasi bagi kehidupan dewasanya (solehuddin, 1997).
b)
Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Dimensi afektif , anak sejak dini perlu diberikan dan
dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi
yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang
mempribadi atau mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam
pengembangaannya disesuaikan dengan tuntutan prilaku yang terjadi secara nyata
dalam kehidupan anak.
c)
Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak
secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Terkait
dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntunan anak memiliki
kesanggupan untuk menggerrakkan anggota tubuh dan bagaian-bagiannya.
C. Nilai Sains Bagi Perkembangan
Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak
Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
v Nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan
kreativitas anak
Perkembangan kreativitas pada anak parasekolah atau usia
dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di-akomodasi kurikulum, karena anak
yang kreatif akan mampu mengaplikasikan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan , untuk kemampuan
atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan-pertanyaan.
v Nilai sains bagi pengembanagan kemampuan aktualisasi dan
kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya.
Aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semaakin
baik jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan
berkontribusi positif ter
hadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
hadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
v Nilai sains bagi perkembangan religius anak
Liek Wilardja (1997) menyatakan dengan proses
pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak maka anak akan dibiasakan
menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka menjadi pribadi yang
gigih dan tekun dalam menghadapi kesulitan, bahkan dapat membuhkan nilai
religius yaitu rasa bersyukur dan memulaikan-nya.
terima kasih artikelnya sangat bermanfaat..
BalasHapus