Teknologi
informasi dan komunikasi memberikan dampak yang sangat positif dalam berbagai
hal, di antaranya:
pendukung pengambilan keputusan;
peningkatan efisiensi dan
produktifitas; penunjang aktifitas
pekerjaan dan belajar;
dan bahkan dapat
meningkatkan kualitas hidup
manusia. Peranan teknologi
informasi dan komunikasi
akan semakin meningkat
seiring perkembangan jaman
dan hingga akhirnya menjadi elemen dasar dalam kehidupan
makhluk penghuni bumi ini. Direktorat Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan
Nasional (DEPDIKNAS) memiliki tanggung
jawab besar sebagai
institusi pendidikan tingkat
menengah kejuruan di
Indonesia untuk membaharui masyarakat
Indonesia memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan penerapan yang tepat,
TIK sanggup memberdayakan dan mencerdaskan masyarakat
ke tingkat kemajuan
yang lebih tinggi.
Dalam skala
lebih kecil, TIK yang
tepat juga dapat
membawa komunitas DEPDIKNAS
mencapai keistimewaan akademis. Namun agar
DEPDIKNAS dapat menggelar
TIK yang tepat
pada masyarakat, komunitas
DEPDIKNAS juga harus sanggup menguasai teknologi ini sebagai salah
satu kompetensi intinya. Beberapa program
telah dilaksanakan dari tahun
1999 hingga 2004, antara
lain: Jaringan Internet
Sekolah (Jarnet), Jaringan
Informasi Sekolah (JIS),
Wide Area Network
(WAN Kota), Mobile
Training Unit (MTU),
Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi (KKPI), TIK
Center, Maintenance and Repair Information
Technology (MRIT), dll. Koneksitas
ke jaringan internet,
dan layanan berbasis web seperti website dan email juga
telah tersedia di beberapa sekolah di
Indonesia. Selain itu,
DEPDIKNAS juga aktif
dalam menjalin berbagai
kerja sama dengan
berbagai pihak dalam
rangka pengembangan bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi, seperti: CISCO, Microsoft,
Macromedia, dsb. Namun pada
kenyataanya pengembangan
teknologi informasi dan
komunikasi masih belum terpadu dan berkesinambungan antara
satu program dengan program lainnya.
Masih banyak terjadi
overlap ataupun interseksi
kepentingan dan pengembangan
antar program-program kegiatan
teknologi informasi dan
komunikasi di tingkat
daerah. Karenanya, Direktur
DEPDIKNAS mengambil suatu langkah
penting, yaitu perlunya
dibuat suatu Cetak
Biru Pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
di DEPDIKNAS melalui
Tim Konsultan Blueprint
Information Communication Technology
(TIK) DEPDIKNAS, yang
bertugas untuk merumuskan
dan membuat Cetak
Biru Pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
di DEPDIKNAS. Cetak biru tersebut
akan menjadi landasan penataan, pengembangan,
penerapan, pelayanan dan
pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi di
DEPDIKNAS saat ini
dan masa yang
akan datang. Dari
Cetak Biru Pelayanan
teknologi informasi dan
komunikasi ini, diharapkan
seluruh aktifitas teknologi
informasi dan komunikasi di lingkungan DEPDIKNAS akan menjadi terpadu,
berdaya una, mandiri dan transparan, serta akuntabel.
Tata kelola
TIK dimaksudkan sebagai
suatu rangkaian proses
perencanaan, implementasi hingga
evaluasi dan monitoring pembangunan teknologi informasi dan komunikasi
secara sistematis. Tata
kelola TIK yang
baik akan menentukan
keberlangsungan suatu proses
pembangungan TIK dengan optimal.
Untuk itu DEPDIKNAS
akan melibatkan peran
aktif unsur pimpinan
di setiap daerah
dalam proses pembangunan
TIK DEPDIKNAS di daerah masing-masing. Selain
itu dari komunitas, industri dan organisasi lain
terkait dengan TIK juga memiliki peran yang
penting dalam mendukung
pengembangan TIK yang
berkesinambungan. Untuk mendukung upaya tersebut maka perlu adanya pengorganisasian pengelolaan TIK yang terpadu
dari tingkat pusat
hingga daerah. Dengan
demikian dukungan dari
pemerintah pusat dan
daerah, komunitas, industri
dan organisasi lain
terhadap pengembangan TIK di
dunia pendidikan akan saling melengkapi satu dengan yang lain.
Dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan,
implementasi TIK pada
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas perlu diterapkan secara
optimal. TIK menawarkan metode yang
lebih interaktif pada
pelaksanaan belajar mengajar
dibandingkan cara konvensional selama ini. Dengan memanfaatkan sistem
berbasis multimedia seperti Internet,
Televisi dan Radio memungkinkan proses pembelajaran dilaksanakan secara visual baik melalui
suara, gambar, video bahkan animasi tanpa
dibatasi ruang dan waktu. TIK juga mampu menjangkau seluruh wilayah
Indonesia, memberi kesempatan
aksesbilitas ke seluruh
daerah untuk memperoleh
konten materi pembelajaran dan
informasi pendidikan yang
merata dan up to date
secara efektif dan efisien. Guru dan Dosen
sebagai aktor utama
dalam proses pendidikan
di sekolah dan
perguruan tinggi perlu mendapatkan perhatian lebih melalui kegiatan
pelatihan dan pendidikan yang sistematis
dalam penguasaan TIK. Dengan bekal keterampilan dan pengetahuan
kompetensi TIK yang memadai
akan meningkatkan kreativitas
dan inovasi pada
proses kegiatan belajar
mengajar di kelas
secara lebih optimal.
Bersama guru, siswa
juga akan lebih
termotivasi untuk belajar
meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi keahlian mereka di bidang TIK. Guru dan siswa adalah aset
sumber daya manusia
Indonesia yang perlu
ditingkatkan kemampuan dan
kompetensi mereka terhadap pemberdayaan TIK.
TIK
DEPDIKNAS harus bisa
dimanfaatkan untuk semua
warga komunitas DEPDIKNAS
di seluruh daerah
di Indonesia. Oleh
sebab itu diterapkan
prinsip layanan bagi
semua (Universal Service
Obligation, USO) dan
akses bagi semua
(Universal Access Obligation, UAO).
Prinsip pengembangan tersebut
menjadikan anggota komunitas
DEPDIKNAS harus mendapatkan
layanan dan akses
terhadap TIK secara merata untuk
menghilangkan kesenjangan digital (digital divide). Beragam layanan
yang tersedia di TIK
DEPDIKNAS tidak untuk
menjadikan komunitas DEPDIKNAS
menjadi sekedar konsumen. Prioritas pada pengembangan konten-konten/produk TIK
secara lokal akan
melibatkan secara aktif
peran komunitas DEPDIKNAS.
Hal ini
sejalan dengan misi
untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang
terampil dan kreatif
di lingkungan DEPDIKNAS.
Dengan demikian diharapkan
pemberdayaan TIK dengan
kandungan konten lokal
akan semakin meluas dan memasyarakat.
layanan aplikasi dan
konten yang bersifat dasar/umum
yang diimplementasikan dan
didistribusikan pada infrastruktur layanan
jaringan Intranet dan Internet dari TIK DEPDIKNAS. Terdapat 3
kategori jenis layanan aplikasi, yaitu:
(1). Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Terpadu
(2) Aplikasi Komunikasi
dan Informasi dan (3) Aplikasi
Teknologi Instruksional Pembelajaran. Wujud dari layanan
aplikasi SIM Terpadu
adalah aplikasi-aplikasi administrasi
dan manajemen pendidikan di
lingkungan DEPDIKNAS. Adapun
Layanan Teknologi Instruksional Pembelajaran
lebih ditekankan pada implementasi aplikasi dan konten-konten yang mendukung kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Untuk layanan aplikasi komunikasi dan informasi
ditujukan untuk meningkatkan
proses komunikasi dan
ketersediaan konten informasi
antar komunitas pendidikan khususnya di lingkungan DEPDIKNAS yang
berbasis TIK. Ketigas jenis aplikasi aplikasi tersebut diarahkan
menggunakan teknologi
berbasis Web dengan mempertimbangkan tingkat fleksibilitas distribusi dan pengembangan di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar