Daftar kunjungan

Minggu, 31 Januari 2016

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN TIK DI INDONESIA, KHUSUSNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN



        Teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang sangat positif dalam  berbagai  hal,  di  antaranya:  pendukung  pengambilan  keputusan;  peningkatan  efisiensi  dan  produktifitas;  penunjang  aktifitas  pekerjaan  dan  belajar;  dan  bahkan  dapat  meningkatkan  kualitas  hidup  manusia.  Peranan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  akan  semakin  meningkat  seiring  perkembangan  jaman  dan  hingga  akhirnya menjadi elemen dasar dalam kehidupan makhluk penghuni bumi ini. Direktorat Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS)  memiliki  tanggung  jawab  besar  sebagai  institusi  pendidikan  tingkat  menengah  kejuruan  di  Indonesia untuk  membaharui  masyarakat  Indonesia  memasuki  era Teknologi Informasi  dan Komunikasi.  Dengan penerapan yang  tepat,  TIK sanggup  memberdayakan  dan mencerdaskan  masyarakat  ke  tingkat  kemajuan  yang  lebih  tinggi. 
            Dalam  skala  lebih  kecil, TIK  yang  tepat  juga  dapat  membawa  komunitas  DEPDIKNAS  mencapai  keistimewaan  akademis. Namun  agar  DEPDIKNAS  dapat  menggelar  TIK  yang  tepat  pada  masyarakat,  komunitas  DEPDIKNAS  juga harus  sanggup menguasai teknologi ini sebagai salah satu kompetensi intinya. Beberapa program  telah  dilaksanakan dari  tahun  1999 hingga  2004,  antara  lain:  Jaringan  Internet  Sekolah  (Jarnet),  Jaringan  Informasi  Sekolah  (JIS),  Wide  Area  Network  (WAN  Kota),  Mobile  Training  Unit  (MTU),  Keterampilan  Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI),  TIK Center, Maintenance and Repair  Information  Technology (MRIT),  dll.    Koneksitas  ke  jaringan  internet,  dan  layanan  berbasis web seperti website dan email juga telah tersedia di beberapa sekolah di  Indonesia.  Selain  itu,  DEPDIKNAS  juga  aktif  dalam  menjalin  berbagai  kerja  sama dengan  berbagai  pihak  dalam  rangka  pengembangan  bidang  Teknologi  Informasi  dan Komunikasi, seperti: CISCO, Microsoft, Macromedia, dsb. Namun pada kenyataanya pengembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  masih  belum terpadu dan berkesinambungan antara satu program dengan program lainnya.  Masih  banyak  terjadi  overlap  ataupun  interseksi  kepentingan  dan  pengembangan  antar  program-program  kegiatan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  di  tingkat  daerah.  Karenanya,  Direktur  DEPDIKNAS  mengambil suatu  langkah  penting,  yaitu  perlunya  dibuat  suatu  Cetak  Biru  Pengembangan  Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  di  DEPDIKNAS  melalui  Tim  Konsultan  Blueprint  Information  Communication  Technology  (TIK)  DEPDIKNAS,  yang  bertugas  untuk  merumuskan  dan  membuat  Cetak  Biru  Pengembangan  Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  di  DEPDIKNAS. Cetak biru tersebut akan menjadi landasan penataan, pengembangan,  penerapan,  pelayanan  dan  pemanfaatan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  di  DEPDIKNAS  saat  ini  dan  masa  yang  akan  datang.  Dari  Cetak  Biru  Pelayanan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  ini,  diharapkan  seluruh  aktifitas  teknologi  informasi dan komunikasi di lingkungan DEPDIKNAS akan menjadi terpadu, berdaya una, mandiri dan transparan, serta akuntabel. 
            Tata  kelola  TIK  dimaksudkan  sebagai  suatu  rangkaian  proses  perencanaan,  implementasi hingga evaluasi dan monitoring pembangunan teknologi informasi dan  komunikasi  secara  sistematis.  Tata  kelola  TIK  yang  baik  akan  menentukan  keberlangsungan  suatu  proses  pembangungan  TIK dengan  optimal.  Untuk  itu  DEPDIKNAS  akan  melibatkan  peran  aktif  unsur  pimpinan  di  setiap  daerah  dalam  proses  pembangunan  TIK DEPDIKNAS di  daerah  masing-masing.  Selain  itu  dari  komunitas, industri dan organisasi lain terkait dengan TIK juga memiliki peran yang  penting  dalam  mendukung  pengembangan  TIK  yang  berkesinambungan.  Untuk  mendukung upaya tersebut maka  perlu adanya pengorganisasian  pengelolaan TIK yang  terpadu  dari  tingkat  pusat  hingga  daerah.  Dengan  demikian  dukungan  dari  pemerintah  pusat  dan  daerah,  komunitas,  industri  dan  organisasi  lain  terhadap  pengembangan TIK di dunia pendidikan akan saling melengkapi satu dengan yang  lain.
            Dalam  rangka  peningkatan  mutu  pendidikan,  implementasi  TIK  pada  pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas perlu diterapkan secara optimal. TIK menawarkan  metode  yang  lebih  interaktif  pada  pelaksanaan  belajar  mengajar  dibandingkan cara konvensional selama ini. Dengan memanfaatkan sistem berbasis  multimedia seperti Internet, Televisi dan Radio memungkinkan proses pembelajaran  dilaksanakan secara visual baik melalui suara, gambar, video bahkan animasi tanpa  dibatasi ruang dan waktu. TIK juga mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia,  memberi  kesempatan  aksesbilitas  ke  seluruh  daerah  untuk  memperoleh  konten materi  pembelajaran  dan  informasi  pendidikan  yang  merata  dan  up to date  secara  efektif dan efisien. Guru dan Dosen  sebagai  aktor  utama  dalam  proses  pendidikan  di  sekolah  dan  perguruan tinggi perlu mendapatkan perhatian lebih melalui kegiatan pelatihan dan  pendidikan yang sistematis dalam penguasaan TIK. Dengan bekal keterampilan dan  pengetahuan  kompetensi  TIK yang  memadai  akan  meningkatkan  kreativitas  dan  inovasi  pada  proses  kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas  secara  lebih  optimal.  Bersama  guru,  siswa  juga  akan  lebih  termotivasi  untuk  belajar  meningkatkan  pengetahuan dan kompetensi keahlian mereka di bidang TIK. Guru dan siswa adalah  aset  sumber  daya  manusia  Indonesia  yang  perlu  ditingkatkan  kemampuan  dan  kompetensi mereka terhadap pemberdayaan TIK.
            TIK DEPDIKNAS  harus  bisa  dimanfaatkan  untuk  semua  warga  komunitas  DEPDIKNAS  di  seluruh  daerah  di  Indonesia.  Oleh  sebab  itu  diterapkan  prinsip  layanan  bagi  semua  (Universal  Service  Obligation,  USO)  dan  akses  bagi  semua  (Universal Access  Obligation,  UAO).  Prinsip  pengembangan  tersebut  menjadikan  anggota  komunitas  DEPDIKNAS  harus  mendapatkan  layanan  dan  akses  terhadap  TIK secara merata untuk menghilangkan kesenjangan digital (digital divide). Beragam  layanan  yang  tersedia  di  TIK DEPDIKNAS  tidak  untuk  menjadikan  komunitas DEPDIKNAS menjadi sekedar konsumen. Prioritas pada pengembangan  konten-konten/produk  TIK    secara  lokal  akan  melibatkan  secara  aktif  peran  komunitas  DEPDIKNAS. 
            Hal  ini  sejalan  dengan  misi  untuk  meningkatkan  sumber  daya  manusia  yang  terampil  dan  kreatif  di  lingkungan  DEPDIKNAS.  Dengan  demikian  diharapkan  pemberdayaan TIK dengan  kandungan  konten  lokal  akan  semakin meluas dan memasyarakat. layanan  aplikasi  dan  konten yang  bersifat  dasar/umum  yang   diimplementasikan  dan  didistribusikan  pada    infrastruktur  layanan  jaringan  Intranet  dan Internet dari TIK DEPDIKNAS. Terdapat 3 kategori jenis layanan aplikasi, yaitu:  (1).  Aplikasi  Sistem  Informasi  Manajemen  Terpadu  (2)  Aplikasi  Komunikasi  dan  Informasi dan (3) Aplikasi Teknologi Instruksional Pembelajaran. Wujud dari  layanan  aplikasi  SIM  Terpadu  adalah  aplikasi-aplikasi  administrasi  dan  manajemen pendidikan  di  lingkungan  DEPDIKNAS.  Adapun  Layanan  Teknologi  Instruksional Pembelajaran lebih ditekankan pada implementasi aplikasi dan konten-konten yang   mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk layanan aplikasi komunikasi   dan  informasi  ditujukan  untuk  meningkatkan  proses  komunikasi  dan  ketersediaan  konten informasi antar komunitas pendidikan khususnya di lingkungan DEPDIKNAS  yang berbasis TIK. Ketigas jenis aplikasi aplikasi tersebut diarahkan menggunakan   teknologi berbasis Web dengan mempertimbangkan tingkat fleksibilitas distribusi dan  pengembangan di masa depan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar